ROBOT
DUNIA TERWOWGU
Aku semakin merasa hidupku tak jauh
berbeda dengan sebuah robot yang tersistem dengan cara buruk dimana pemilik
robot itu dengan leluasa memainkan robotnya tanpa memperdulikan hak-hak robot
itu. Itu lah kisahku selama menjadi seorang mahasiswa galau. Hari-hari berlalu
tanpa kebebasan berencana karna setiap rencana untuk memanjakan diri itu
mustahil terjadi. Mengapa? Kenapa? Nggak usah kalian(pembaca) bertanya alasan
dan jawabannya. Aku yakin kalian tahu bagaimana hidup menjadi manusiswa super
duper sibuk dengan dunia penuh ijig-ijig yang sudah mengkristal di alam bawah
sadar. Duniaku selalu penuh tiba-tiba tak jauh berbeda dengan seorang dokter
yang harus selalu siap sedia 24 jam untuk operasi atau sekadar menangani
pasiennya. Begitulah hidup dan hari-hariku selalu siap sedia dan siaga
kalau-kalau ada kuliah tambahan atau jadwal kuliah terupdate. Menjalani jalan
hidup seperti ini sungguh menyiksa diri, batin dan jiwa bagaimana tidak aku ini
manusia mengapa harus bertindak seperti robot? Aku sempat berpikir haruskah aku
tinggalkan semua duka ini? Tapi semua pikiran itu lekas ku hapus dengan energi
positif yang ku ciptakan melalui formula-formula sederhana agar diri ini bisa
termotivasi. Dan lagi terjadi hari ini tepatnya di siang bolong, ku ambil hp
yang sedari tadi tergeletak di dalam lemari baju dan tersilent. Aku melakukan
itu demi menghindari kabar-kabar buruk dari hand phone. Dan karena rasa
penasaran, ku bergegas memencet tombol pembuka kunci. Betapa syoknya diri ini
saat melihat hp dipenuhi sms dan yang bikit jangtung kembali berolahraga saat
dunia penuh ijig-ijig kembali terjadi. Aku sempat mengherankan apa yang
seharusnya tak ku herankan namun entah kenapa aku tetap saja melakukan hal
bodoh itu. Aku menghela nafas panjang menerima kenyataan dan kabar-kabar
terwowgu ini. Beginilah derita menjadi sebuah robot dari sistem buruk, andaikan
aku seorang profesor mungkin ku berpikir keras memperbaiki sistem itu sehingga
robot-robotku bisa berjalan tanpa keluhan. Sayangnya semua hanya mimpi, aku
bukan profesor dan bukan seutuhnya robot. Dunialah yang menjadikan aku manusia
setengah robot di lingkungan tertentu. Entah lingkungan yang terbaik atau
lingkungan terburuk atau lingkungan ter dan tersalah.
Comments
Post a Comment