“KECELAKAAN BERUJUNG PERSAUDARAAN”
OLEH:ZELVIA DWI MARSELINA
Di pagi yang cerah, terik mentari mulai menyinari dan
memberikan kehangatan bagi setiap jiwa di permukaan bumi, saat itu waktu
menunjukan pukul 06:45. Situasi lalu lintas padat merayap, setiap pengendara
beradu cepat, tak ada yang menghiraukan keselamatan dan benih-benih keegoisan
kian bermekaran di dalam pikiran seolah membabi buta. Disaat itulah, salah satu
pengendara sepeda motor yang tak menghiraukan tanda lampu sepeda motornya
menyebrang seenak jidat. Dia menyebrang seenaknya tanpa mengindahkan keramaian
atau nyawa pengendara lainnya. Saat itu, saya dan ayah tidak bisa menghindar
lagi karna situasi yang ramai. Kami pun hanya bisa berdoa dan pasrah pada
setiap kemungkinan buruk.
Tepat didepan Smp Salafiyah kami ditabrak dari arah
samping oleh pengendara itu. Beruntung kami tidak terjatuh ke sisi lain jalan
raya, kemungkinan terburuk pun bisa dihindari. Kami tersungkur di sisi kanan jalan raya
diantara padatnya kendaraan yang sedang melintas. Saya hanya terluka ringan,
lecet di tangan maupun kaki, rok OSIS yang saya pakai menjadi robek karena
terkena tabung gas yang sedang dibawanya, setelah ayah menoleh ke belakang
ternyata pengendara tersebut terjatuh dari sepeda motornya.
Ketika melihat itu kami menuju ke tempat pengendara
tersebut terjatuh, orang-orang disekitar pun bergegas menolong, mereka membantu
kami bangkit dan menepikan sepeda motor. Pengendara yang menabrak pun dibawa ke
tepian jalan raya. suasana memanas
karena ada salah satu warga yang mengaku
tetangga beliau yang rumahnya tak jauh dari tempat kejadian perkara. Dia berkata
kasar dan memberikan sejumlah ancaman-ancaman. Bahkan dia hampir memprovokatori
orang-orang sekitar untuk menghakimi ayah saya. Saya menjadi bingung, takut,
khawatir dan tak bisa berbuat apa-apa. Aneh sekali “kenapa yang ditabrak tidak
terjatuh yah?”(Gumamnya dalam hati).
Ayah :(sambil
berjalan melihat keadaanya si pengemudi) “Apa bapak tidak apa.”
Si Pengemudi : “Tidak apa apa.”
Saat
itu ada salah satu warga datang yang mengira bahwa ayah saya yang telah bersalah.
Warga :(dengan
muka yang marah) “Sebenarnya apa yang
telah terjadi.”
Ayah : “Begini
ceritanya,tadi waktu bapak ini hendak menyebrang tidak riting terlebih dahulu
sehingga saat saya melaju tidak tau bahwa ada bapak ini yang menyeberang.”
Warga :(di dalam hatinya iya
masih tetap tidak percaya) “Tapi mengapa bapak ini justru yang terjatuh.”
Ayah : “Itu karena saya
bisa untuk mengendalikannya,sehingga saya tidak terjatuh.”
Warga : “Apa benar begitu
ceritanya.”(tanya warga itu kepada bapak si pengemudi)
Bapak : “(bapak
itu datang untuk mengatakan sebenarnya) “ya......,tadi seharusnya saya saat
menyeberang riting terlebih dahulu tapi saya malah tidak riting,jadi saya yang
salah bukan orang yang tadi.”
Warga :(ia tetap tidak percaya
dan bertanya lagi) “Tapi mengapa justru bapak yang terjatuh.”
Bapak : “Karena
waktu itu saya merasa kaget sehingga saya terjatuh dari sepeda motor.”
Warga : “Oh....,jadi begitu
berarti saya telah bersalah.”(di dalam hatinya iya merasa sangat kecewa dan malu).”
Warga
itu berjalan menghampiri ayah saya untuk meminta maaf karena telah menuduh
sembarangan.
Warga : “Pak maafkan
saya,karena telah menuduh bapak sembarangan.”(dengan perasaan sangat bersalah)
Ayah : “Ya....., tidak
apa-apa tapi sebaiknya jika bapak belum tahu peristiwa sebenarnya jangan
menuduh terlebih dahulu.”
Warga : “Ya.....,saya berjanji
tidak akan mengulangi kembali.”
Tiba-tiba
bapak yang telah menabrak saya datang menyodorkan sebuah minuman dan makanan
ringan.
Bapak : “Silakan diminum
pak, maafkan saya jadi menghambat
perjalanan bapak .mungkin hanya adanya begini saja,.”
Ayah : “Oh....makasih ini
juga sudah banyak,tidak apa-apa saya pamit dulu ya pak,.”
Bapak : “Kok....
buru-buru banget pak.”
Ayah : “Soalnya saya mau
mengantarkan anak saya terlebih dahulu karena sudah siang takut terlambat,jadi
merepotkan begini.”(sambil memberikan amplop)
Bapak : “Makasih
ya pak,jadi saya malah yang merepotkan bapak,hati-hati ya pak,jangan lupa
sering main kesini ya.”
Ayah : “Tidak apa apa,insaalloh
saya akan main kesini kalau ada waktu,ya sudah saya mengantarkan anak saya ya
pak,assalamualaikum.”
Bapak : “Wangalaikumsalam.”
Kemudian
saya melanjutkan perjalanan kembali mengingat
waktu yang sudah siang,jadi sebaiknya jika kita hendak menyeberang tengok kanan
kiri,waspada,dan teliti karena kalau bukan diri kita yang akan menjaga siapa
lagi. Tak terkira akhirnya kami menjadi sebuah saudara yang akrab dandekat.
SELESAI
http://beritadomino2o6.blogspot.com/2017/05/wah-mandi-kucing-ala-nikita-mirzani.html
ReplyDeletehttp://marimenujudomino206.blogspot.com/2017/05/heboh-motor-hantu-terparkir-selama-2.html
http://detik206.blogspot.com/2017/05/cara-daftar-bandar-q-domino206-tips.html
http://jutawandomino206.blogspot.com/2017/05/tips-cara-ingin-rumah-aman-dari.html
DAFTARKAN SEGERA DIDOMINO206.COM JUDI ONLINE TEPERCAYA & AMAN 100% !
SANGAT MUDAH MERAIH KEMENANGAN TUNGGU APALAGI AYO BURUAN DAFTARKAN:)
UNTUK PIN BBM KAMI : 2BE3D683